Raihan Al-faritsi
I LOVE ALLAH
Abd-Allah ibn Ketika 'al-Mubaarak ditanya tentang turunnya Allah pada malam lima belas (15) dari Sya'ban, ia berkata kepada orang yang bertanya kepadanya: "Hai yang lemah! Malam tanggal lima belas?! SETIAP malam ALLAH turun! [Per Al-Bukhari, 6940 & Muslim, 1262] "
[Diriwayatkan oleh Abu 'Uthmaan al-Saabooni di I'tiqaad Ahl al-Sunnah, tidak. 92.]
[Diriwayatkan oleh Abu 'Uthmaan al-Saabooni di I'tiqaad Ahl al-Sunnah, tidak. 92.]
Jumat, 27 Juli 2012
Kamis, 10 Maret 2011
Bagaimana menjebol Proteksi dengan MAC Address ?
Ada sebuah tools yang sangat bermanfaat untuk anda.Tools itu bernama K-MAC Download Dicini
Dengan tools ini anda akan dapat mengubah MAC-Address anda secara instant dan apa artinya ? Anda dapat menjebol Proteksi MAC Address !. Setiap jatah akses internet anda habis dalam waktu 3 jam, yang anda perlu lakukan hanyalah mengubah MAC Address anda, dan lakukan koneksi kembali.
gw tambahin buat info. cracking password WEP/WPA/WPA-2 menggunakan
program yang tersedia dalam paket OS backtrack yaitu
kismet
Kismet adalah satu Tool security yang berjalan Linux, kismet digunakan untuk menyadap lalu lintas data dalam jaringan internet.
Aircrak-ptw Aircrak-ptw adalah tool yang digunakan untuk meng-crack wireless yang diproteksi. Masing-masing notebook dengan spesifikasi berbeda, sehingga cara untuk menggunakan aircrack pun berbeda.
Trik yang satu ini juga dipakai untuk mencari password yang digunakan oleh seseorang untuk mengakses hotspot yang menggunakan kartu prepaid.
Alat yang dipersiapkan sih simple aja :
- Seperangkat Laptop : PC yang ada wifi adapternya juga bisa, asal jaringan hotspotnya bisa tertangkap.
- Charger laptop : karena pasti memakan banyak daya batre saat keranjingan internet gratisNgakakNgakak..
Software yang diperlukan:
1. Angry IP Scanner 2.21 Klik Disini Untuk Donlot
2. Technitium MAC Address v5 release 3 Klik Disini Untuk Donlot
Langsung aja sekarang ke caranya:
# Cari lokasi penyedia layanan hotspot, tentunya di daerah yang terjangkau jaringan hotspot tersebut..
# Hidupkan laptop anda, dan hidupkan pula wireless network anda dan lihat di sistem tray icon wireless network, kemudian klik kanan dan pilih view avalible wireless network, dan tentunya setelah itu anda harus connect ke wireless hotspot tujuan anda.
# Setelah connect, klik kanan sistem tray dan pilih status >pilih tab detail > kelihatan disana ip yang diberikan kepada kita. Catat ip tersebut.
# Buka Program AngryIP Scanner 2.21 dan isikan ip range yang akan kita scan (pakai data ip kita tadi) pada bagian atas. Misalnya : IP yang kita dapat 135.125.1.13 kemudian masukkan pada kolom range pertama ip kita sesuai dengan ip yang tadi namun ganti angka di bagian akhir dengan 1 menjadi 135.125.1.1 dan pada kolom kedua tuliskan sama namun angka satu diakhir itu ganti dengan 255 menjadi 135.125.1.255. hasilnya 135.125.1.1 to 135.125.1.255 dan klik start (tombol merah).
# Setelah melakukan scanning maka kita akan mendapatkan data ip yang hidup yang terkoneksi dengan hotspot tersebut. setelah scanning selesai maka lihat ip yang hidup (alive host) warna biru klik kanan pada ip yang hidup Klik kanan pada ip yang warna biru tadi klik kanan > show > mac address dan akan ada kode mac addres (terkadang ada mac addressnya tidak tampil, pilih saja ip yang lainnya). Catat mac address yang kita dapatkan.
# Buka Program Technitium MAC Address v5 release 3 yang telah kita persiapkan. Disana ada field mac address. nah sekarang tinggal ganti mac address tersebut dengan yang kita dapatkan tadi dan tekan change mac id.
# Tunggu karena mac kita akan diganti dan koneksi sementara terputus dan konek lagi otomatis sendiri.
# Masuk web browser firefox atau apa saja boleh. Nikmati Internet Gratis…...
Satu hal yang perlu diingat adalah kita sistemnya numpang data transfer pada account yang kita hack tadi (yang punya ip tadi, maaf.....).
Ini bisa di akali dengan masuk halaman status login hotspot tersebut (untuk dapat account). Misalnya idonbiu.hotspot.net/status dan begitu masuk disana kan terlihat nomor sandi prepaid card dan kita catat saja, lalu logout, dan masuk kembali ke halaman login hotspot itu cepat-cepat masukkan sandi tadi. Hal ini akan membuat kita secara langsung dapat mengakses internet tanpa menumpang lagi (soalnya yang make prepaid card code kan kita) jadi kalau ada yang mau login pakai kartu itu (yang punya code) saat kita login pakai kartu itu tentunya dia tidak akan bisa masuk karena kartu prepaid cardnya
“already login”.
Bagaimana, menarik bukan ?
Tapi saya sarankan, seperti yang saya lakukan adalah dengan menumpang saja, karena saya tidak mau berbuat terlalu jauh, seperti cara yang saya beritau untuk me log off dan log in lagi tentunya akan membuat sang pemilik tidak bisa log in. Kasian kan ?
Jadi mumpung sudah dikasi gratisan, kenapa gak numpang saja ya, itung-itung cuman ikutan ngakses bareng kan tidak terlalu merugikan. Minta ijin langsung juga kemungkinan yang punya gak nolak, asal kepentingannya memang mendesak.
Untuk Scanning Ip juga bisa memakai aplikasi Dude 3.5.zip Klik DicinI Untuk DownlOad untuk mengetahui kondisi koneksi komputer-komputer ke hotspot. Bisa dicoba juga ya..
Oh Yaw Niy dapet yang terbaru klo di hotspot pada pake wep or wpa pake ini aja barusan dicobain tembus euy…...
WEP and WPA keygenerator v1.00* KliK dicini UnTuk DoNloT atau
Wireless Key Generator KliK Dicini UntUk DonlOt
tinggal jalanin programnya trus generate,, kopi aja langsung ke network key-nya.…
*Setelah di test kemaren di win 7 ternyata gak support hanya bisa berjalan di win xp
Atau juga dapet pakek nich pake aplikasi “wifi password finder“
seach aja di 4shared ada kug, Qu Blum Sempet Upload
Ada sebuah tools yang sangat bermanfaat untuk anda.Tools itu bernama K-MAC Download Dicini
Dengan tools ini anda akan dapat mengubah MAC-Address anda secara instant dan apa artinya ? Anda dapat menjebol Proteksi MAC Address !. Setiap jatah akses internet anda habis dalam waktu 3 jam, yang anda perlu lakukan hanyalah mengubah MAC Address anda, dan lakukan koneksi kembali.
gw tambahin buat info. cracking password WEP/WPA/WPA-2 menggunakan
program yang tersedia dalam paket OS backtrack yaitu
kismet
Kismet adalah satu Tool security yang berjalan Linux, kismet digunakan untuk menyadap lalu lintas data dalam jaringan internet.
Aircrak-ptw Aircrak-ptw adalah tool yang digunakan untuk meng-crack wireless yang diproteksi. Masing-masing notebook dengan spesifikasi berbeda, sehingga cara untuk menggunakan aircrack pun berbeda.
Trik yang satu ini juga dipakai untuk mencari password yang digunakan oleh seseorang untuk mengakses hotspot yang menggunakan kartu prepaid.
Alat yang dipersiapkan sih simple aja :
- Seperangkat Laptop : PC yang ada wifi adapternya juga bisa, asal jaringan hotspotnya bisa tertangkap.
- Charger laptop : karena pasti memakan banyak daya batre saat keranjingan internet gratisNgakakNgakak..
Software yang diperlukan:
1. Angry IP Scanner 2.21 Klik Disini Untuk Donlot
2. Technitium MAC Address v5 release 3 Klik Disini Untuk Donlot
Langsung aja sekarang ke caranya:
# Cari lokasi penyedia layanan hotspot, tentunya di daerah yang terjangkau jaringan hotspot tersebut..
# Hidupkan laptop anda, dan hidupkan pula wireless network anda dan lihat di sistem tray icon wireless network, kemudian klik kanan dan pilih view avalible wireless network, dan tentunya setelah itu anda harus connect ke wireless hotspot tujuan anda.
# Setelah connect, klik kanan sistem tray dan pilih status >pilih tab detail > kelihatan disana ip yang diberikan kepada kita. Catat ip tersebut.
# Buka Program AngryIP Scanner 2.21 dan isikan ip range yang akan kita scan (pakai data ip kita tadi) pada bagian atas. Misalnya : IP yang kita dapat 135.125.1.13 kemudian masukkan pada kolom range pertama ip kita sesuai dengan ip yang tadi namun ganti angka di bagian akhir dengan 1 menjadi 135.125.1.1 dan pada kolom kedua tuliskan sama namun angka satu diakhir itu ganti dengan 255 menjadi 135.125.1.255. hasilnya 135.125.1.1 to 135.125.1.255 dan klik start (tombol merah).
# Setelah melakukan scanning maka kita akan mendapatkan data ip yang hidup yang terkoneksi dengan hotspot tersebut. setelah scanning selesai maka lihat ip yang hidup (alive host) warna biru klik kanan pada ip yang hidup Klik kanan pada ip yang warna biru tadi klik kanan > show > mac address dan akan ada kode mac addres (terkadang ada mac addressnya tidak tampil, pilih saja ip yang lainnya). Catat mac address yang kita dapatkan.
# Buka Program Technitium MAC Address v5 release 3 yang telah kita persiapkan. Disana ada field mac address. nah sekarang tinggal ganti mac address tersebut dengan yang kita dapatkan tadi dan tekan change mac id.
# Tunggu karena mac kita akan diganti dan koneksi sementara terputus dan konek lagi otomatis sendiri.
# Masuk web browser firefox atau apa saja boleh. Nikmati Internet Gratis…...
Satu hal yang perlu diingat adalah kita sistemnya numpang data transfer pada account yang kita hack tadi (yang punya ip tadi, maaf.....).
Ini bisa di akali dengan masuk halaman status login hotspot tersebut (untuk dapat account). Misalnya idonbiu.hotspot.net/status dan begitu masuk disana kan terlihat nomor sandi prepaid card dan kita catat saja, lalu logout, dan masuk kembali ke halaman login hotspot itu cepat-cepat masukkan sandi tadi. Hal ini akan membuat kita secara langsung dapat mengakses internet tanpa menumpang lagi (soalnya yang make prepaid card code kan kita) jadi kalau ada yang mau login pakai kartu itu (yang punya code) saat kita login pakai kartu itu tentunya dia tidak akan bisa masuk karena kartu prepaid cardnya
“already login”.
Bagaimana, menarik bukan ?
Tapi saya sarankan, seperti yang saya lakukan adalah dengan menumpang saja, karena saya tidak mau berbuat terlalu jauh, seperti cara yang saya beritau untuk me log off dan log in lagi tentunya akan membuat sang pemilik tidak bisa log in. Kasian kan ?
Jadi mumpung sudah dikasi gratisan, kenapa gak numpang saja ya, itung-itung cuman ikutan ngakses bareng kan tidak terlalu merugikan. Minta ijin langsung juga kemungkinan yang punya gak nolak, asal kepentingannya memang mendesak.
Untuk Scanning Ip juga bisa memakai aplikasi Dude 3.5.zip Klik DicinI Untuk DownlOad
Oh Yaw Niy dapet yang terbaru klo di hotspot pada pake wep or wpa pake ini aja barusan dicobain tembus euy…...
WEP and WPA keygenerator v1.00* KliK dicini UnTuk DoNloT
Wireless Key Generator KliK Dicini UntUk DonlOt
tinggal jalanin programnya trus generate,, kopi aja langsung ke network key-nya.…
*Setelah di test kemaren di win 7 ternyata gak support hanya bisa berjalan di win xp
Atau juga dapet pakek nich pake aplikasi “wifi password finder“
seach aja di 4shared ada kug, Qu Blum Sempet Upload
Rabu, 16 Februari 2011
BENCANA HUTANG, MERUSAK CITRA PENGUSAHA MUSLIM
Jarang seorang pengusaha yang tidak berhutang, tetapi bukan seorang pengusaha yang sukses bila bisnisnya kembang kempis karena terlilit hutang hingga merusak citra dan kegiatan bisnisnya kurang dipercaya, bahkan moto hidupnya “gali lubang tutup lupa” dan dikenal sebagai seorang pengusaha paling gampang berhutang namun paling lambat melunasinya. Apalagi hutang belum dibayar tetapi hidup glamor menjadi pilihan. Sungguh sangat disayangkan kalau ada seorang pengusaha muslim meremehkan hutang padahal hutang termasuk janji materi yang harus dibayar hingga di akhirat sehingga hutang merupakan tanggungan yang tidak bisa gugur karena kematian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: Jiwa seorang mukmin tergadai oleh hutangnya hingga terbayar.(1)
Seorang pengusaha muslim harus mampu mengelola hutang-hutangnya dengan baik agar tidak menjadi batu sandungan bisnisnya, beban hidupnya dan tanggungan anak cucunya. Maka dengan bekal tawakkal dan berserah diri kepada Allah subhanahu wata’ala pasti ada jalan keluar karena Allah berfirman subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya): Dan Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath-Thalaq [65]: 3).
Coba renungkan bagaimana seekor burung hanya bermodal paruh mampu bertahan hidup sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam menjadikannya sebagai teladan buat manusia dalam pola tawakkal dalam mengais rizki sebagaimana sabdanya: “Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah (dengan) sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (2)
Kenapa seorang pengusaha muslim tidak mencontoh pola tawakkal burung dalam mengais rizki agar hutang-hutangnya terbayar. Coba camkan bagaimana burung tidak pernah patah arang dalam menutupi kebutuhan hidupnya, hinggap dari pohon ke pohon untuk mengais rizki Allah ta’ala, padahal jatah rizki mereka sangat terbatas, tidak seperti manusia, sehingga tawakkal bukan kegiatan berpangku tangan tanpa mengerahkan usaha bahkan pernah seseorang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam, “Aku lepaskan untaku lalu aku bertawakal” Nabi bersabda; “Ikatlah kemudian bertawakallah.”(3)
Hutang termasuk urusan besar yang tidak boleh diremehkan oleh pengusaha muslim, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam tidak mau menyalatkan seorang yang meninggal dunia yang masih punya hutang. Dan akhirnya beliau mau menyalatkan setelah hutangnya ditanggung pembayarannya oleh Abu Qatadah radhiyallohu’anhu (4). Maka, setiap pengusaha muslim harus melunasi hutangnya di dunia karena pada hari kiamat nanti tidak bisa dibayar dengan dinar dan dirham namun hanya bisa dibayar dengan kebaikan. Sehingga ada sebagian orang yang bangkrut dan terkuras habis kebaikannya meskipun membawa kebaikan sangat banyak karena banyaknya kewajiban yang harus diselesaikan sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam: ”Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut?” Mereka berkata, ”Orang bangkrut di antara kita, wahai Rasulullah, adalah orang yang tidak punya dirham dan habis barang dagangannya. Rasulullah bersabda, ”Orang bangkrut dari umatku adalah orang yang hadir pada Hari Kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat ternyata telah memaki orang ini dan menuduh orang ini, maka dia didudukkan sehingga orang ini diambilkan dari kebaikannya. Dan orang ini diambilkan dari kebaikannya hingga kebaikan habis sebelum tuntutannya selesai. Maka diambil kesalahan mereka dan dilempar kepadanya kemudian dia dilempar ke dalam neraka.”(5)
Apalagi dia tergolong orang yang mampu membayar namun tidak ada kemauan untuk melunasinya maka ia masuk ke dalam hadits Nabi: “Penangguhan orang yang mampu (untuk membayar hutang) menghalalkan kehormatannya dan pemberian hukuman atasnya.”(6)
Tetapi hutang ada dua macam sebagaimana yang telah ditegaskan nabi Muhammad: Hutang ada dua macam, barangsiapa yang meninggal dunia berniat untuk membayarnya (tetapi tidak terbayar hingga mati) maka aku yang menanggungnya. Dan barangsiapa yang meninggal dunia tidak berniat membayarnya maka demikian itu akan diambilkan dari kebaikannya sementara tidak ada lagi dinar dan dirham.(7)
Meskipun demikian, setiap pengusaha muslim tidak boleh meremehkan pembayaran hutang, bahkan bila ia meninggal dunia harta peninggalannya harus digunakan untuk melunasi hutangnya terlebih dahulu sebelum penunaian wasiat dan pembagian warisan.
Oleh karena itu, seorang pengusaha muslim harus menjaga komitmen dalam membayar hutang-hutangnya, konsisten dalam penjadwalan pelunasannya, jangan sampai bisnisnya tergilas, hutang menumpuk dan anak cucunya “kecipratan” getahnya hingga pusing tujuh keliling. Maka seharusnya seorang pengusaha muslim melakukan evaluasi kenapa barang dagangan habis tetapi hutang tidak terbayar. Sehingga sikap hati-hati, disiplin dan mengontrol sirkulasi keuangan antara pemasukan dan pengeluaran merupakan faktor kesuksesan dalam membayar hutang sambil terus berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala agar hutang-hutangnya terbayar terutama dengan doa yang diajarkan nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam.
Footnote :
1. Shahih diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya (2/ 440), Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya (1078) dan Imam Ibnu Majah dalam Sunannya (2413).
2. Shahih diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya (2344) dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih.
3. Shahih diriwayatkan Ibnu Hibban dalam Shahihnya, 2/ 56 (729)
4. Shahih dikeluarkan Imam al-Hakim dalam Mustadraknya (2/ 58), al-Baihaqi (6/ 74-75), at-Thayalisi (1673) dan Imam Ahmad dalam Musnadnya (3/ 330) dengan sanad yang hasan sebagaimana yang dinyatakan Imam al-Haitsami dan dishahihkan Syaikh al-Bani dalam Ahkamul Janaiz, hl. 27.
5. Shahih dikeluarkan Imam Muslim dalam Shahihnya (2581).
6. Hasan, diriwayatkan oleh Abu Dawud (3628) bab fil habsi fid dain wa ghairih, Nasa’i (4689) dalam Al Buyuu’, Ibnu Majah (2427), Ahmad (17486), Bukhari secara mu’allaq bab lishaahibil haqqi maqaal, Ibnu Hibban (1164), Hakim (4/102), Baihaqi (6/51) dari jalan Wabrah bin Abi Dalilah Ath Thaa’ifiy: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Maimun bin Masiikah dari ‘Amr bin Asy Syariid dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “…dst.”, Hakim mengatakan, “Shahih isnadnya”, dan disepakati oleh Adz Dzahabiy serta Syaikh Al Bani berkata: “Hasan.” [lihat Al Irwaa' ( 1434)].
7. Shahih diriwayatkan al-Hakim dalam Mustadraknya (2/27) dan dishahihkan Syaikh al-Bani dalam Ahkamul Janaiz, hl. 13.
Seorang pengusaha muslim harus mampu mengelola hutang-hutangnya dengan baik agar tidak menjadi batu sandungan bisnisnya, beban hidupnya dan tanggungan anak cucunya. Maka dengan bekal tawakkal dan berserah diri kepada Allah subhanahu wata’ala pasti ada jalan keluar karena Allah berfirman subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya): Dan Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath-Thalaq [65]: 3).
Coba renungkan bagaimana seekor burung hanya bermodal paruh mampu bertahan hidup sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam menjadikannya sebagai teladan buat manusia dalam pola tawakkal dalam mengais rizki sebagaimana sabdanya: “Sungguh, seandainya kalian bertawakal kepada Allah (dengan) sebenar-benar tawakal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rizki burung-burung. Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang.” (2)
Kenapa seorang pengusaha muslim tidak mencontoh pola tawakkal burung dalam mengais rizki agar hutang-hutangnya terbayar. Coba camkan bagaimana burung tidak pernah patah arang dalam menutupi kebutuhan hidupnya, hinggap dari pohon ke pohon untuk mengais rizki Allah ta’ala, padahal jatah rizki mereka sangat terbatas, tidak seperti manusia, sehingga tawakkal bukan kegiatan berpangku tangan tanpa mengerahkan usaha bahkan pernah seseorang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam, “Aku lepaskan untaku lalu aku bertawakal” Nabi bersabda; “Ikatlah kemudian bertawakallah.”(3)
Hutang termasuk urusan besar yang tidak boleh diremehkan oleh pengusaha muslim, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam tidak mau menyalatkan seorang yang meninggal dunia yang masih punya hutang. Dan akhirnya beliau mau menyalatkan setelah hutangnya ditanggung pembayarannya oleh Abu Qatadah radhiyallohu’anhu (4). Maka, setiap pengusaha muslim harus melunasi hutangnya di dunia karena pada hari kiamat nanti tidak bisa dibayar dengan dinar dan dirham namun hanya bisa dibayar dengan kebaikan. Sehingga ada sebagian orang yang bangkrut dan terkuras habis kebaikannya meskipun membawa kebaikan sangat banyak karena banyaknya kewajiban yang harus diselesaikan sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam: ”Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut?” Mereka berkata, ”Orang bangkrut di antara kita, wahai Rasulullah, adalah orang yang tidak punya dirham dan habis barang dagangannya. Rasulullah bersabda, ”Orang bangkrut dari umatku adalah orang yang hadir pada Hari Kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat ternyata telah memaki orang ini dan menuduh orang ini, maka dia didudukkan sehingga orang ini diambilkan dari kebaikannya. Dan orang ini diambilkan dari kebaikannya hingga kebaikan habis sebelum tuntutannya selesai. Maka diambil kesalahan mereka dan dilempar kepadanya kemudian dia dilempar ke dalam neraka.”(5)
Apalagi dia tergolong orang yang mampu membayar namun tidak ada kemauan untuk melunasinya maka ia masuk ke dalam hadits Nabi: “Penangguhan orang yang mampu (untuk membayar hutang) menghalalkan kehormatannya dan pemberian hukuman atasnya.”(6)
Tetapi hutang ada dua macam sebagaimana yang telah ditegaskan nabi Muhammad: Hutang ada dua macam, barangsiapa yang meninggal dunia berniat untuk membayarnya (tetapi tidak terbayar hingga mati) maka aku yang menanggungnya. Dan barangsiapa yang meninggal dunia tidak berniat membayarnya maka demikian itu akan diambilkan dari kebaikannya sementara tidak ada lagi dinar dan dirham.(7)
Meskipun demikian, setiap pengusaha muslim tidak boleh meremehkan pembayaran hutang, bahkan bila ia meninggal dunia harta peninggalannya harus digunakan untuk melunasi hutangnya terlebih dahulu sebelum penunaian wasiat dan pembagian warisan.
Oleh karena itu, seorang pengusaha muslim harus menjaga komitmen dalam membayar hutang-hutangnya, konsisten dalam penjadwalan pelunasannya, jangan sampai bisnisnya tergilas, hutang menumpuk dan anak cucunya “kecipratan” getahnya hingga pusing tujuh keliling. Maka seharusnya seorang pengusaha muslim melakukan evaluasi kenapa barang dagangan habis tetapi hutang tidak terbayar. Sehingga sikap hati-hati, disiplin dan mengontrol sirkulasi keuangan antara pemasukan dan pengeluaran merupakan faktor kesuksesan dalam membayar hutang sambil terus berdoa kepada Allah subhanahu wata’ala agar hutang-hutangnya terbayar terutama dengan doa yang diajarkan nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wasallam.
Footnote :
1. Shahih diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya (2/ 440), Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya (1078) dan Imam Ibnu Majah dalam Sunannya (2413).
2. Shahih diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dalam Sunannya (2344) dan beliau berkata: Hadits ini hasan shahih.
3. Shahih diriwayatkan Ibnu Hibban dalam Shahihnya, 2/ 56 (729)
4. Shahih dikeluarkan Imam al-Hakim dalam Mustadraknya (2/ 58), al-Baihaqi (6/ 74-75), at-Thayalisi (1673) dan Imam Ahmad dalam Musnadnya (3/ 330) dengan sanad yang hasan sebagaimana yang dinyatakan Imam al-Haitsami dan dishahihkan Syaikh al-Bani dalam Ahkamul Janaiz, hl. 27.
5. Shahih dikeluarkan Imam Muslim dalam Shahihnya (2581).
6. Hasan, diriwayatkan oleh Abu Dawud (3628) bab fil habsi fid dain wa ghairih, Nasa’i (4689) dalam Al Buyuu’, Ibnu Majah (2427), Ahmad (17486), Bukhari secara mu’allaq bab lishaahibil haqqi maqaal, Ibnu Hibban (1164), Hakim (4/102), Baihaqi (6/51) dari jalan Wabrah bin Abi Dalilah Ath Thaa’ifiy: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Maimun bin Masiikah dari ‘Amr bin Asy Syariid dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda, “…dst.”, Hakim mengatakan, “Shahih isnadnya”, dan disepakati oleh Adz Dzahabiy serta Syaikh Al Bani berkata: “Hasan.” [lihat Al Irwaa' ( 1434)].
7. Shahih diriwayatkan al-Hakim dalam Mustadraknya (2/27) dan dishahihkan Syaikh al-Bani dalam Ahkamul Janaiz, hl. 13.
Selasa, 27 Juli 2010
MENGELABUI UMAT ISLAM DENGAN MENGAKU SEBAGAI "PENGIKUT ULAMA SALAF"
Sudah diketahui secara luas, bahwa kaum Salafi & Wahabi ini mengaku sebagai "pengikut ulama salaf". Dengan modal pengakuan itu, ditambah lagi dengan banyak menyebut rujukan kitab-kitab atau perkataan para ulama salaf, mereka berhasil meyakinkan banyak kalangan awam bahwa mereka benar-benar "salafi" dan ajaran Islam yang mereka sampaikan adalah ajaran yang murni yang tidak terkontaminasi oleh bid'ah.
Tahukah anda, bahwa itu semua hanya sebatas pengakuan yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Mereka tidak benar-benar mengikuti para ulama salaf, bahkan mereka sungguh tidak sejalan dengan para ulama salaf. Mengapa begitu, apa buktinya?
Jawabannya, karena kaum Salafi & Wahabi ini tidak menjadikan seluruh ajaran ulama salaf atau pendapat-pendapat mereka sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan beragama, tetapi yang mereka lakukan sebenarnya adalah memilih-milih (mensortir/menyeleksi) pendapat para ulama salaf yang sejalan dengan faham Salafi & Wahabi. Lalu hasil seleksi (sortiran) itu kemudian mereka kumpulkan dalam bentuk tulisan-tulisan yang menghiasi fatwa-fatwa mereka tentang bid'ah. Kemasan seperti ini berhasil menipu banyak orang, padahal fatwa-fatwa atau sikap beragama mereka banyak yang bertentangan dengan para ulama salaf. Contohnya:
a. Kaum Salafi & Wahabi yang mengaku beribadah selalu berasarkan sunnah Rasulullah Saw. sepertinya tidak suka memakai 'imamah (sorban yang dililit di kepala), padahal itu adalah sunnah Rasulullah Saw. yang dikerjakan oleh para ulama salaf, seperti Imam Malik bin Anas (lihat Ad-Dibaj al-Madzhab, Ibrahim al-Ya'muri, juz 1, hal. 19).
b. Kaum Salafi & Wahabi menganggap bahwa membaca al-Qur'an di kuburan adalah bid'ah dan haram hukumnya, sementara Imam Syafi'I & Imam Ahmad menyatakan boleh dan bermanfaat bagi si mayit (lihat Fiqh as-Sunnah, Sayyid Sabiq, juz 1, hal. 472). Bahkan Ibnul-Qayyim (rujukan Kaum Salafi) menyatakan bahwa sejumlah ulama salaf berwasiat untuk dibacakan al-Qur'an di kuburan mereka (lihat Ar-Ruh, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, hal. 33).
c. Kaum Salafi & Wahabi berpendapat bahwa bertawassul dengan orang yang sudah meninggal seperti Rasulullah Saw. atau para wali adalah bid'ah yang tentunya diharamkan, padahal para ulama salaf (seperti: Sufyan bin 'Uyainah, Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi'I, Imam Ahmad, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Thabrani, dan lain-lainnya) bukan duma membolehkannya, bahkan mereka juga melakukannya dan menganjurkannya (lihat Membongkar Kebohongan Buku "Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat & Zikir Syirik", Tim PCNU Jember, hal. 37-54).
d. Kaum Salafi & Wahabi tidak mau menerima pembagian bid'ah menjadi dua (sayyi'ah/madzmumah & hasanah/mahmudah) karena menurut mereka setiap bid'ah adalah kesesatan, padahal Imam Syafi'I (ulama salaf) telah menyatakan pembagian itu dengan jelas, dan pendapatnya ini disetujui oleh mayoritas ulama setelah beliau.
e. Kaum Salafi & Wahabi seperti sangat alergi dengan hadis-hadis dha'if (lemah), apalagi yang dijadikan dasar untuk mengamalkan suatu amalan yang mereka anggap bid'ah, padahal ulama salaf seperti Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Mahdi menganggap hadis-hadis dha'if sebagai hujjah dalam hukum. sedangkan para ulama hadis telah menyetujui penggunaan hadis-hadis dha'if untuk kepentingan fadha'il a'mal (keutamaan amal). (Lihat al-Ba'its al-Hatsis, Ahmad Muhammad Syakir, Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, Beirut, hal. 85-86).
f. Para ulama salaf tidak pernah mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. atau yang lainnya sebagaimana yang difatwakan kaum Salafi & Wahabi sebagai bid'ah tanpa dalil terperinci.
g. Para ulama salaf tidak pernah memandang sinis orang yang tidak sependapat dengan mereka, dan mereka juga tidak mudah-mudah memvonis orang lain sebagai ahli bid'ah, apalagi hanya karena perbedaan pendapat di dalam masalah furu' (cabang). Imam Ahmad yang tidak membaca do'a qunut pada shalat shubuh tidak pernah menuding Imam Syafi'I yang melakukannya setiap shubuh sebagai pelaku bid'ah.
Masih banyak hal-hal lain yang bila ditelusuri maka akan tampak jelas bahwa antara pemahaman kaum Salafi & Wahabi dengan para ulama salaf tentang dalil-dalil agama sungguh jauh berbeda. Jadi, sebenarnya kaum Salafi & Wahabi ini mengikuti ajaran siapa?
Pendapat para ulama salaf itu bagaikan barang dagangan di sebuah Supemarket, bermacam-macam ragam, jenis, dan warnanya. Kaum Salafi & Wahabi memasuki "Supermarket ulama salaf" itu sebagai pelanggan yang punya selera tertentu. Anggaplah bahwa pelanggan itu penggemar warna merah, dan ia menganggap bahwa warna merah adalah warna yang sempurna. Maka, saat memasuki Supermarket tersebut, ia hanya akan memilih belanjaan yang serba merah warnanya. Setelah itu ia bercerita kepada setiap orang seolah-olah Supermarket itu hanya menjual barang-barang berwarna merah.
Pada tahap berikutnya, ia meyakinkan orang bahwa dirinya adalah penyalur resmi dari Supermarket "merah" tersebut, sehingga orang-orang percaya dan merasa tidak perlu datang sendiri jauh-jauh ke supermarket tersebut, dan tentunya mereka merasa cukup dengan sang penyalur resmi "gadungan" dalam keadaan tetap tidak tahu bahwa supermarket "merah" itu sebenarnya juga menjual barang-barang berwarna hijau, biru, kuning, putih, hitam, orange, dan lain-lainnya.
Ya, kaum Salafi & Wahabi ini tampil meyakinkan sebagai "penyalur resmi" ajaran ulama salaf, dan mereka berhasil meyakinkan banyak orang bahwa ajaran ulama salaf yang murni adalah seperti apa yang mereka sampaikan dalam fatwa-fatwa anti bid'ah mereka. Pada akhirnya orang-orang yang percaya tipu daya ini mencukupkan diri untuk memahami ajaran ulama salaf hanya melalui mereka. Padahal, si "penyalur gadungan" ini sebenarnya hanya mengumpulkan pendapat ulama salaf yang sejalan dengan tendensi pemikirannya sendiri, lalu menyajikannya atas nama mazhab ulama salaf. Jadi, yang mereka sampaikan sebenarnya bukan ajaran ulama salaf, melainkan hasil seleksi, persepsi, dan kesimpulan mereka terhadap ajaran ulama salaf. Beda, kan?!!
Tahukah anda, bahwa itu semua hanya sebatas pengakuan yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Mereka tidak benar-benar mengikuti para ulama salaf, bahkan mereka sungguh tidak sejalan dengan para ulama salaf. Mengapa begitu, apa buktinya?
Jawabannya, karena kaum Salafi & Wahabi ini tidak menjadikan seluruh ajaran ulama salaf atau pendapat-pendapat mereka sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan beragama, tetapi yang mereka lakukan sebenarnya adalah memilih-milih (mensortir/menyeleksi) pendapat para ulama salaf yang sejalan dengan faham Salafi & Wahabi. Lalu hasil seleksi (sortiran) itu kemudian mereka kumpulkan dalam bentuk tulisan-tulisan yang menghiasi fatwa-fatwa mereka tentang bid'ah. Kemasan seperti ini berhasil menipu banyak orang, padahal fatwa-fatwa atau sikap beragama mereka banyak yang bertentangan dengan para ulama salaf. Contohnya:
a. Kaum Salafi & Wahabi yang mengaku beribadah selalu berasarkan sunnah Rasulullah Saw. sepertinya tidak suka memakai 'imamah (sorban yang dililit di kepala), padahal itu adalah sunnah Rasulullah Saw. yang dikerjakan oleh para ulama salaf, seperti Imam Malik bin Anas (lihat Ad-Dibaj al-Madzhab, Ibrahim al-Ya'muri, juz 1, hal. 19).
b. Kaum Salafi & Wahabi menganggap bahwa membaca al-Qur'an di kuburan adalah bid'ah dan haram hukumnya, sementara Imam Syafi'I & Imam Ahmad menyatakan boleh dan bermanfaat bagi si mayit (lihat Fiqh as-Sunnah, Sayyid Sabiq, juz 1, hal. 472). Bahkan Ibnul-Qayyim (rujukan Kaum Salafi) menyatakan bahwa sejumlah ulama salaf berwasiat untuk dibacakan al-Qur'an di kuburan mereka (lihat Ar-Ruh, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, hal. 33).
c. Kaum Salafi & Wahabi berpendapat bahwa bertawassul dengan orang yang sudah meninggal seperti Rasulullah Saw. atau para wali adalah bid'ah yang tentunya diharamkan, padahal para ulama salaf (seperti: Sufyan bin 'Uyainah, Imam Abu Hanifah, Imam Malik bin Anas, Imam Syafi'I, Imam Ahmad, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Thabrani, dan lain-lainnya) bukan duma membolehkannya, bahkan mereka juga melakukannya dan menganjurkannya (lihat Membongkar Kebohongan Buku "Mantan Kiai NU Menggugat Shalawat & Zikir Syirik", Tim PCNU Jember, hal. 37-54).
d. Kaum Salafi & Wahabi tidak mau menerima pembagian bid'ah menjadi dua (sayyi'ah/madzmumah & hasanah/mahmudah) karena menurut mereka setiap bid'ah adalah kesesatan, padahal Imam Syafi'I (ulama salaf) telah menyatakan pembagian itu dengan jelas, dan pendapatnya ini disetujui oleh mayoritas ulama setelah beliau.
e. Kaum Salafi & Wahabi seperti sangat alergi dengan hadis-hadis dha'if (lemah), apalagi yang dijadikan dasar untuk mengamalkan suatu amalan yang mereka anggap bid'ah, padahal ulama salaf seperti Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Mahdi menganggap hadis-hadis dha'if sebagai hujjah dalam hukum. sedangkan para ulama hadis telah menyetujui penggunaan hadis-hadis dha'if untuk kepentingan fadha'il a'mal (keutamaan amal). (Lihat al-Ba'its al-Hatsis, Ahmad Muhammad Syakir, Dar al-Kutub al-'Ilmiyah, Beirut, hal. 85-86).
f. Para ulama salaf tidak pernah mengharamkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. atau yang lainnya sebagaimana yang difatwakan kaum Salafi & Wahabi sebagai bid'ah tanpa dalil terperinci.
g. Para ulama salaf tidak pernah memandang sinis orang yang tidak sependapat dengan mereka, dan mereka juga tidak mudah-mudah memvonis orang lain sebagai ahli bid'ah, apalagi hanya karena perbedaan pendapat di dalam masalah furu' (cabang). Imam Ahmad yang tidak membaca do'a qunut pada shalat shubuh tidak pernah menuding Imam Syafi'I yang melakukannya setiap shubuh sebagai pelaku bid'ah.
Masih banyak hal-hal lain yang bila ditelusuri maka akan tampak jelas bahwa antara pemahaman kaum Salafi & Wahabi dengan para ulama salaf tentang dalil-dalil agama sungguh jauh berbeda. Jadi, sebenarnya kaum Salafi & Wahabi ini mengikuti ajaran siapa?
Pendapat para ulama salaf itu bagaikan barang dagangan di sebuah Supemarket, bermacam-macam ragam, jenis, dan warnanya. Kaum Salafi & Wahabi memasuki "Supermarket ulama salaf" itu sebagai pelanggan yang punya selera tertentu. Anggaplah bahwa pelanggan itu penggemar warna merah, dan ia menganggap bahwa warna merah adalah warna yang sempurna. Maka, saat memasuki Supermarket tersebut, ia hanya akan memilih belanjaan yang serba merah warnanya. Setelah itu ia bercerita kepada setiap orang seolah-olah Supermarket itu hanya menjual barang-barang berwarna merah.
Pada tahap berikutnya, ia meyakinkan orang bahwa dirinya adalah penyalur resmi dari Supermarket "merah" tersebut, sehingga orang-orang percaya dan merasa tidak perlu datang sendiri jauh-jauh ke supermarket tersebut, dan tentunya mereka merasa cukup dengan sang penyalur resmi "gadungan" dalam keadaan tetap tidak tahu bahwa supermarket "merah" itu sebenarnya juga menjual barang-barang berwarna hijau, biru, kuning, putih, hitam, orange, dan lain-lainnya.
Ya, kaum Salafi & Wahabi ini tampil meyakinkan sebagai "penyalur resmi" ajaran ulama salaf, dan mereka berhasil meyakinkan banyak orang bahwa ajaran ulama salaf yang murni adalah seperti apa yang mereka sampaikan dalam fatwa-fatwa anti bid'ah mereka. Pada akhirnya orang-orang yang percaya tipu daya ini mencukupkan diri untuk memahami ajaran ulama salaf hanya melalui mereka. Padahal, si "penyalur gadungan" ini sebenarnya hanya mengumpulkan pendapat ulama salaf yang sejalan dengan tendensi pemikirannya sendiri, lalu menyajikannya atas nama mazhab ulama salaf. Jadi, yang mereka sampaikan sebenarnya bukan ajaran ulama salaf, melainkan hasil seleksi, persepsi, dan kesimpulan mereka terhadap ajaran ulama salaf. Beda, kan?!!
Jumat, 14 Mei 2010
SIAPAKAH AHLI BID'AH ITU?
Seringkali ketika kita berhadapan dengan kelompok mereka, mudah sekali mereka memvonis bid'ah!! bahkan tak segan2 menyebut kami adalah AHLI BID'AH!! atau lebih kejam maning, AHLUL BID'AH WALJAMA'AH. Sebenarnya siapakah sebenarnya ahli bid'ah itu?? nyok kite simak bersama-sama mengenai ciri-ciri mereka yg ahli bid'ah tersebut.
Rasul bersabda, “Ummatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya masuk neraka kecuali satu golongan.” Ditanyakan kepada beliau: “Siapakah mereka (yang satu golongan itu), wahai Rasul Allah?” Beliau menjawab: “Orang-orang yang mengikutiku dan para sahabatku.” [HR Abu Dawud, At-Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darami dan Al-Hakim]
Wahai ummat Islam, marilah kita bersatu dalam jama’ah Rasul dan para shahabatnya! Dan tinggalkanlah aliran-aliran yang memisahkan diri dari jama’ah ini! Tinggalkanlah jama’ah-jama’ah ahli bid’ah! Tinggalkanlah jama’ah-jama’ah yang berbeda dengan para ulama-ulama terdahulu yang shalih!
Siapakah jama’ah-jama’ah ahli bid’ah itu? Mereka yang menolak manhaj salafush sholih, itulah para ahlul bid’ah. Bagaimanakah ciri-ciri mereka menurut ulama-ulama kita? Diantaranya, mereka itu:
1. seneng banget menolak adanya bid’ah hasanah. Padahal para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah wae mengakui adanya bid’ah hasanah.
2. truz mengharamkan perayaan Maulidur Rasul. Padahal para Muhaddits pun sebenere merayakannya. Bahkan Shahabat pun bermaulid. Bahkan Rasul sendiri melakukannya.
3. Mengharamkan tawassul dengan Nabi SAW.
4. Mengharamkan mengirim hadiah pahala untuk mayit.
Dalam Majmu’ fatawa juz 24 hal.306 ibnu Taymiyyah menyatakan, “Para imam telah sepakat bahwa mayit bisa mendapat manfaat dari hadiah orang lain. Ini termasuk hal yang pasti diketahui dalam agama islam dan telah ditunjukkan dengan dalil kitab, sunnah dan ijma’ (konsensus ulama’). Barang siapa menentang hal tersebut maka ia termasuk ahli bid’ah”. Nah, ketahuan kan siapa sebenernye yg AHLI BID'AH ITU??
5. Mengharamkan tabarruk.
6. Mengharamkan mencium tangan ulama shalih. padahal waktu masih TK dia disuruh cium tangan pak gurunya sendiri wkwkwk. ^_^
7. Mengharamkan dzikir berjama’ah.
Padahal, kita semua maklum bahwa membaca takbir di Masjid secara berjama’ah dan mengangkat suara pada malam hari raya adalah sunnah.
8. Mengharamkan ziarah ke makam Rasulullah SAW.
Dalam qasidah Nuniyyah (bait ke 4058 ) Ibnul Qayyim menyatakan bahwa ziarah ke makanm Nabi SAW adalah salah satu ibadah yang paling utama, tulisnya “Diantara amalan yang paling utama adalah ziarah ini. Kelak menghasilkan pahala melimpah di timbangan amal pada hari kiamat”. Sebelumnya ia mengajarkan tata cara ziarah (bait ke 4046-4057). Diantaranya, peziarah hendaklah memulai dengan sholat dua rakaat di masjid Nabawi. Lalu memasuki makam dengan sikap penuh hormat dan ta’zhiim, tertunduk diliputi kewibawaan sang Nabi. Bahkan ia menggambarkan pengagungan tersebut dengan kalimat “Kita menuju makam Nabi SAW yang mulia sekalipun harus berjalan dengan kelopak mata” (bait 4048).
9. Menolak untuk bermadzhab. sering kita dengar mereka kalo ditanya ini njawabnya madzabku rasulullah saw. (^_^) jd tersenyum denger jawaban ini.
nah, saudaraku! jika Anda menemukan hal-hal itu dalam kelompok Anda, maka berhati-hatilah! Karena mungkin saja kelompok Anda itu adalah kelompok ahlul bid’ah.
Sebenarnya, ummat Islam pun telah berpecah-belah sejak dahulu, dan tepatlah apa yang diberitakan oleh Rasulullah SAW yang bersifat ash-shadiqul-amin. Rasulullah, ketika ditanya oleh shahabt, “Siapakah golongan yang selamat dari neraka?” Beliau menjawab, “Mereka adalah golongan yang menuruti langkahku dan langkah para shahabatku.” Selanjutnya beliau berpesan pula, “Apabila terjadi suatu perselisihan, maka hendaklah kamu senantiasa berpihak kepada golongan yang terbanyak dari kaum Muslimin.”
demikian saudaraku, semoga sukses dgn segala cita2.
wallahua'lam bisshowab.
wassalamu'alaikum.
Rasul bersabda, “Ummatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya masuk neraka kecuali satu golongan.” Ditanyakan kepada beliau: “Siapakah mereka (yang satu golongan itu), wahai Rasul Allah?” Beliau menjawab: “Orang-orang yang mengikutiku dan para sahabatku.” [HR Abu Dawud, At-Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darami dan Al-Hakim]
Wahai ummat Islam, marilah kita bersatu dalam jama’ah Rasul dan para shahabatnya! Dan tinggalkanlah aliran-aliran yang memisahkan diri dari jama’ah ini! Tinggalkanlah jama’ah-jama’ah ahli bid’ah! Tinggalkanlah jama’ah-jama’ah yang berbeda dengan para ulama-ulama terdahulu yang shalih!
Siapakah jama’ah-jama’ah ahli bid’ah itu? Mereka yang menolak manhaj salafush sholih, itulah para ahlul bid’ah. Bagaimanakah ciri-ciri mereka menurut ulama-ulama kita? Diantaranya, mereka itu:
1. seneng banget menolak adanya bid’ah hasanah. Padahal para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah wae mengakui adanya bid’ah hasanah.
2. truz mengharamkan perayaan Maulidur Rasul. Padahal para Muhaddits pun sebenere merayakannya. Bahkan Shahabat pun bermaulid. Bahkan Rasul sendiri melakukannya.
3. Mengharamkan tawassul dengan Nabi SAW.
4. Mengharamkan mengirim hadiah pahala untuk mayit.
Dalam Majmu’ fatawa juz 24 hal.306 ibnu Taymiyyah menyatakan, “Para imam telah sepakat bahwa mayit bisa mendapat manfaat dari hadiah orang lain. Ini termasuk hal yang pasti diketahui dalam agama islam dan telah ditunjukkan dengan dalil kitab, sunnah dan ijma’ (konsensus ulama’). Barang siapa menentang hal tersebut maka ia termasuk ahli bid’ah”. Nah, ketahuan kan siapa sebenernye yg AHLI BID'AH ITU??
5. Mengharamkan tabarruk.
6. Mengharamkan mencium tangan ulama shalih. padahal waktu masih TK dia disuruh cium tangan pak gurunya sendiri wkwkwk. ^_^
7. Mengharamkan dzikir berjama’ah.
Padahal, kita semua maklum bahwa membaca takbir di Masjid secara berjama’ah dan mengangkat suara pada malam hari raya adalah sunnah.
8. Mengharamkan ziarah ke makam Rasulullah SAW.
Dalam qasidah Nuniyyah (bait ke 4058 ) Ibnul Qayyim menyatakan bahwa ziarah ke makanm Nabi SAW adalah salah satu ibadah yang paling utama, tulisnya “Diantara amalan yang paling utama adalah ziarah ini. Kelak menghasilkan pahala melimpah di timbangan amal pada hari kiamat”. Sebelumnya ia mengajarkan tata cara ziarah (bait ke 4046-4057). Diantaranya, peziarah hendaklah memulai dengan sholat dua rakaat di masjid Nabawi. Lalu memasuki makam dengan sikap penuh hormat dan ta’zhiim, tertunduk diliputi kewibawaan sang Nabi. Bahkan ia menggambarkan pengagungan tersebut dengan kalimat “Kita menuju makam Nabi SAW yang mulia sekalipun harus berjalan dengan kelopak mata” (bait 4048).
9. Menolak untuk bermadzhab. sering kita dengar mereka kalo ditanya ini njawabnya madzabku rasulullah saw. (^_^) jd tersenyum denger jawaban ini.
nah, saudaraku! jika Anda menemukan hal-hal itu dalam kelompok Anda, maka berhati-hatilah! Karena mungkin saja kelompok Anda itu adalah kelompok ahlul bid’ah.
Sebenarnya, ummat Islam pun telah berpecah-belah sejak dahulu, dan tepatlah apa yang diberitakan oleh Rasulullah SAW yang bersifat ash-shadiqul-amin. Rasulullah, ketika ditanya oleh shahabt, “Siapakah golongan yang selamat dari neraka?” Beliau menjawab, “Mereka adalah golongan yang menuruti langkahku dan langkah para shahabatku.” Selanjutnya beliau berpesan pula, “Apabila terjadi suatu perselisihan, maka hendaklah kamu senantiasa berpihak kepada golongan yang terbanyak dari kaum Muslimin.”
demikian saudaraku, semoga sukses dgn segala cita2.
wallahua'lam bisshowab.
wassalamu'alaikum.
Al-Mawlid… Celebrating the Prophet's Birth…
نعم، لنا أن نحتفل بمولد سيد البشر!
Yes, we can celebrate the birth of the Prophet!
800 مليون مسلم يحتفلون بذكرى مولد النبي صلى الله عليه وسلم، وهم 100% على حق ومن شذ شذ في النار
800 Million Muslims Celebrate the Birth of Prophet Muhammad and they are 100% righteous
The annual Celebrations of the Prophet's birth (Mawlid un-Nabiyy) is among the great innovations of guidance. This event is commemorated by Muslims all over the world who join together for such rewardable deeds as reciting from the Qur'an, chanting Islamic praises, telling the story of the Prophet's birth, teaching Religious Knowledge, slaughtering animals to feed to the poor, and gathering to thank and praise Allah and ask Him to exalt the honor of Prophet Muhammad, sallallahu^alayhi wa sallam. The honorable, knowledgeable, and righteous ruler: al-Mudhaffar, the King of Irbil, initiated this practice about 900 years ago, and he was praised by Muslim scholars of Islam--among them the Egyptian hafidhs: Ibn Hajar al-^Asqalaniyy and Jalal ud-Din as-Suyutiyy. The famous scholar of hadith, Abul-Khattab Ibn Dihyah, wrote a book for the king especially to be read during the mawlid celebration, and there are no great Muslim scholars who dispraised this innovated celebration.
The basis for commemorating honorable events repeatedly every year is evidenced in the Sunnah of the Prophet. As related by al-Bukhariyy, when the Prophet emigrated to al-Madinah he found the Jews fasting, so he asked them why they fasted on the 10th of Muharram (Muharram is the first month of the Islamic calendar). They told the Prophet they do so to commemorate the day Allah saved Prophet Moses (Musa) and the Tribes of Israel (Isra'il) from the tyranny of the Pharaoh. It was revealed to the Prophet what the Jews said was true, so Prophet Muhammad told them: "We are more deserving of Moses (Musa) than you." He said this because Prophet Moses (Musa) was Muslim. Prophet Muhammad ordered the Muslims to fast the 9th and 10th of Muharram, and this Sunnah is still practiced today.
To celebrate the birth of the Prophet by doing rewardable deeds-- that can be done on any day of the year--is considered an innovated practice because this was not done at the time of the Prophet. Although this innovation was praised by the Muslim scholars of Islam, some people consider any innovation an innovation of misguidance. Those who consider any innovation an innovation of misguidance have been misled, because there are two sahih hadiths which support celebrating such an event. Imam Muslim related, through the route of Jarir Ibn ^Abdullah, the Prophet said:
«من سنَّ في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة، لا ينقص من أجورهم شىء ومن سنَّ فِى الإسلام سنة سيئة فعليه وزرها ووزر من عمل بها إلى يوم القيامة لا ينقص من أوزارهم شىء»
This hadith of the Prophet means: <>
Imam ash-Shafi^iy said that there are two types of innovations (Bid^a) mentioned in this hadith:
* The innovations of guidance and
* The innovations of misguidance.
What complies with the Qur'an, the Sunnah, the Ijma^ (scholarly consensus), and the sayings and practices of the Companions is an innovation of guidance, and what contradicts the Qur'an, the Sunnah, the Ijma^, and the sayings and actions of the Companions is an innovation of misguidance. This definition of the two types of innovations was given by many knowledgeable and trustworthy scholars of Islam; among them Imam ash-Shafi^iyy, Imam an-Nawawiyy, al-Bayhaqiyy, and the Hafidh, Ibn Hajar al-^Asqalaniyy.
It is apparent Muslims have not gone astray in celebrating the birth of the Prophet, based upon the aforementioned hadith, because the deeds practiced during this event are considered rewardable by the standards of the Religion, and in line with the definition of innovations of guidance. Unfortunately, there are some people who misinterpret a sahih hadith related by Abu Dawud: "كل بدعة ضلالة"
which means: <> Those who are misguided interpret the word (kul) as `every' and thus claim this hadith means: "Every innovation is an innovation of misguidance. Their claim is unfounded for two reasons. Linguistically, this hadith is similar to the hadith related by al-Bayhaqiyy: "كل عين زانية"
Which clearly does not mean: "Every eye gazes the look of the adulterer;" rather, "Most people are guilty of the forbidden look." The person blind since birth would surely not have the forbidden look, and it is known the Prophets would never commit such an abject sin. The word "كل" (kul) as used in both hadiths refers to `most,' although it can mean "every" it does not mean this in all cases.
As a matter of fact, in the explanation of Sahih Muslim, an-Nawawiyy said: "The saying of the Prophet, sallallahu ^alayhi wa sallam, «كل بدعة ضلالة» is among the terms which are: "عام مخصوص" (^am makhsus) i.e., a general statement giving a specific meaning; which is a known field in Islam, and the meaning of the hadith is "most innovations are innovations of misguidance."
This field the"عام مخصوص" is seen in the Qur'an in Ayah 3 of Surat al-Ahqaf: [تدمر كل شىء] which means the wind Allah sent as punishment to the people of ^Ad demolished most of the things.
To accept the meaning: "Every innovation is an innovation of misguidance," as the meaning of the sahih hadith related by Abu Dawud would negate the sahih hadith related by Imam Muslim which specifies two types of innovations: the innovations of guidance and the innovations of misguidance. In the rules of the Religion it is not permissible to interpret two sahih hadiths in contradiction to one another, therefore we know the true meaning.
Although most innovations are innovations of misguidance, there are numerous examples of Religiously acceptable innovations. During the Caliphate of ^Umar Ibnul Khattab, ^Umar initiated the gathering of people in Ramadan to pray the Tarawih Prayer in congregation. When he saw the people performing this prayer in congregation he said:
نِعْمَت البِدعَةُ هَذِه"ِ"
"What a good bid^ah (innovation) that is!"
The high status of ^Umar Ibnul Khattab is known, thus it is important to point out ^Umar used the explicit term البِدعَةُ "innovation" in his praise. If all innovations were misguided--as some claim--^Umar would not have innovated this practice, nor expressed this praise, yet both al-Bukhariyy and Muslim related this incident. During the era of the followers of the Companions of the Prophet, another praise-worthy innovation took place. Initially, letters like the ba, ta, tha, and ya, did not have dots above or below them. This practice of distinguishing between the letters by using this notation began after the time of the Prophet.
Since the time of the Prophet, many innovations have been adopted. Remembering the birth of the Prophet by doing rewardable deeds is a praise-worthy innovation. It is an honorable event and special to Muslims throughout the world. We rejoice in being members of the greatest nation of Islam--the nation of Muhammad--who was the best Prophet and the best creation of Allah. In Surat Al ^Imran, Ayah 110, Allah said:
(كُنْتُم خَير أُمةٍ أُخرِجت للناسِ تأمُرون بالمَعْروفِ وتنهَونَ عنِ المُنكَرِ وتُؤمِنونَ باللهِ)
which means: [You are the best of nations brought forth to the people; bidding the lawful (ma^ruf) forbidding the unlawful (munkar), and believing in Allah.]
This verse means this nation is the best of nations by virtue of its Prophet," as explained by the scholars of Islam. Muslims are thankful to Allah for the blessings of Islam and for being among the followers of Muhammad. In Surat Al ^Imran, Ayah 31, Allah said:
(قُلْ إنْ كُنتُم تُحِبّون اللهَ فاتبعونىِ يُحببكُمُ الله)
which means [If you love Allah, then follow the Prophet, and Allah will love you.] It is fitting to honor the Prophet. The Mawlid (the celebration of his birth) has a great benefit: it inspires the heart to have a more profound love for the Prophet.
Hence, Celebrating The Birth of The Prophet Is a Good and Rewardable Innovation. And Allah knows best
http://alsunna.org/Al-Mawlid…-Celebrating-the-Prophet-s-Birth….html
Yes, we can celebrate the birth of the Prophet!
800 مليون مسلم يحتفلون بذكرى مولد النبي صلى الله عليه وسلم، وهم 100% على حق ومن شذ شذ في النار
800 Million Muslims Celebrate the Birth of Prophet Muhammad and they are 100% righteous
The annual Celebrations of the Prophet's birth (Mawlid un-Nabiyy) is among the great innovations of guidance. This event is commemorated by Muslims all over the world who join together for such rewardable deeds as reciting from the Qur'an, chanting Islamic praises, telling the story of the Prophet's birth, teaching Religious Knowledge, slaughtering animals to feed to the poor, and gathering to thank and praise Allah and ask Him to exalt the honor of Prophet Muhammad, sallallahu^alayhi wa sallam. The honorable, knowledgeable, and righteous ruler: al-Mudhaffar, the King of Irbil, initiated this practice about 900 years ago, and he was praised by Muslim scholars of Islam--among them the Egyptian hafidhs: Ibn Hajar al-^Asqalaniyy and Jalal ud-Din as-Suyutiyy. The famous scholar of hadith, Abul-Khattab Ibn Dihyah, wrote a book for the king especially to be read during the mawlid celebration, and there are no great Muslim scholars who dispraised this innovated celebration.
The basis for commemorating honorable events repeatedly every year is evidenced in the Sunnah of the Prophet. As related by al-Bukhariyy, when the Prophet emigrated to al-Madinah he found the Jews fasting, so he asked them why they fasted on the 10th of Muharram (Muharram is the first month of the Islamic calendar). They told the Prophet they do so to commemorate the day Allah saved Prophet Moses (Musa) and the Tribes of Israel (Isra'il) from the tyranny of the Pharaoh. It was revealed to the Prophet what the Jews said was true, so Prophet Muhammad told them: "We are more deserving of Moses (Musa) than you." He said this because Prophet Moses (Musa) was Muslim. Prophet Muhammad ordered the Muslims to fast the 9th and 10th of Muharram, and this Sunnah is still practiced today.
To celebrate the birth of the Prophet by doing rewardable deeds-- that can be done on any day of the year--is considered an innovated practice because this was not done at the time of the Prophet. Although this innovation was praised by the Muslim scholars of Islam, some people consider any innovation an innovation of misguidance. Those who consider any innovation an innovation of misguidance have been misled, because there are two sahih hadiths which support celebrating such an event. Imam Muslim related, through the route of Jarir Ibn ^Abdullah, the Prophet said:
«من سنَّ في الإسلام سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة، لا ينقص من أجورهم شىء ومن سنَّ فِى الإسلام سنة سيئة فعليه وزرها ووزر من عمل بها إلى يوم القيامة لا ينقص من أوزارهم شىء»
This hadith of the Prophet means: <
Imam ash-Shafi^iy said that there are two types of innovations (Bid^a) mentioned in this hadith:
* The innovations of guidance and
* The innovations of misguidance.
What complies with the Qur'an, the Sunnah, the Ijma^ (scholarly consensus), and the sayings and practices of the Companions is an innovation of guidance, and what contradicts the Qur'an, the Sunnah, the Ijma^, and the sayings and actions of the Companions is an innovation of misguidance. This definition of the two types of innovations was given by many knowledgeable and trustworthy scholars of Islam; among them Imam ash-Shafi^iyy, Imam an-Nawawiyy, al-Bayhaqiyy, and the Hafidh, Ibn Hajar al-^Asqalaniyy.
It is apparent Muslims have not gone astray in celebrating the birth of the Prophet, based upon the aforementioned hadith, because the deeds practiced during this event are considered rewardable by the standards of the Religion, and in line with the definition of innovations of guidance. Unfortunately, there are some people who misinterpret a sahih hadith related by Abu Dawud: "كل بدعة ضلالة"
which means: <
Which clearly does not mean: "Every eye gazes the look of the adulterer;" rather, "Most people are guilty of the forbidden look." The person blind since birth would surely not have the forbidden look, and it is known the Prophets would never commit such an abject sin. The word "كل" (kul) as used in both hadiths refers to `most,' although it can mean "every" it does not mean this in all cases.
As a matter of fact, in the explanation of Sahih Muslim, an-Nawawiyy said: "The saying of the Prophet, sallallahu ^alayhi wa sallam, «كل بدعة ضلالة» is among the terms which are: "عام مخصوص" (^am makhsus) i.e., a general statement giving a specific meaning; which is a known field in Islam, and the meaning of the hadith is "most innovations are innovations of misguidance."
This field the"عام مخصوص" is seen in the Qur'an in Ayah 3 of Surat al-Ahqaf: [تدمر كل شىء] which means the wind Allah sent as punishment to the people of ^Ad demolished most of the things.
To accept the meaning: "Every innovation is an innovation of misguidance," as the meaning of the sahih hadith related by Abu Dawud would negate the sahih hadith related by Imam Muslim which specifies two types of innovations: the innovations of guidance and the innovations of misguidance. In the rules of the Religion it is not permissible to interpret two sahih hadiths in contradiction to one another, therefore we know the true meaning.
Although most innovations are innovations of misguidance, there are numerous examples of Religiously acceptable innovations. During the Caliphate of ^Umar Ibnul Khattab, ^Umar initiated the gathering of people in Ramadan to pray the Tarawih Prayer in congregation. When he saw the people performing this prayer in congregation he said:
نِعْمَت البِدعَةُ هَذِه"ِ"
"What a good bid^ah (innovation) that is!"
The high status of ^Umar Ibnul Khattab is known, thus it is important to point out ^Umar used the explicit term البِدعَةُ "innovation" in his praise. If all innovations were misguided--as some claim--^Umar would not have innovated this practice, nor expressed this praise, yet both al-Bukhariyy and Muslim related this incident. During the era of the followers of the Companions of the Prophet, another praise-worthy innovation took place. Initially, letters like the ba, ta, tha, and ya, did not have dots above or below them. This practice of distinguishing between the letters by using this notation began after the time of the Prophet.
Since the time of the Prophet, many innovations have been adopted. Remembering the birth of the Prophet by doing rewardable deeds is a praise-worthy innovation. It is an honorable event and special to Muslims throughout the world. We rejoice in being members of the greatest nation of Islam--the nation of Muhammad--who was the best Prophet and the best creation of Allah. In Surat Al ^Imran, Ayah 110, Allah said:
(كُنْتُم خَير أُمةٍ أُخرِجت للناسِ تأمُرون بالمَعْروفِ وتنهَونَ عنِ المُنكَرِ وتُؤمِنونَ باللهِ)
which means: [You are the best of nations brought forth to the people; bidding the lawful (ma^ruf) forbidding the unlawful (munkar), and believing in Allah.]
This verse means this nation is the best of nations by virtue of its Prophet," as explained by the scholars of Islam. Muslims are thankful to Allah for the blessings of Islam and for being among the followers of Muhammad. In Surat Al ^Imran, Ayah 31, Allah said:
(قُلْ إنْ كُنتُم تُحِبّون اللهَ فاتبعونىِ يُحببكُمُ الله)
which means [If you love Allah, then follow the Prophet, and Allah will love you.] It is fitting to honor the Prophet. The Mawlid (the celebration of his birth) has a great benefit: it inspires the heart to have a more profound love for the Prophet.
Hence, Celebrating The Birth of The Prophet Is a Good and Rewardable Innovation. And Allah knows best
http://alsunna.org/Al-Mawlid…-Celebrating-the-Prophet-s-Birth….html
أعلى الواجبات
علم أخي المسلم أن أعلى الواجبات وأفضلها عند الله تعالى الإيمان بالله ورسوله قال رسول الله صلَّى الله عليه وسلَّم : "أفضل الأعمال إيمان بالله ورسوله" رواه البخاري. والإيمان شرط لقبول الأعمال الصالحة ، فمن لم يؤمن بالله ورسوله فلا ثواب له أبداً في الآخرة. قال تعالى: { فاعلم أنه لا إله إلاّ الله واستغفر لذنبك} سورة محمد . قال الإمام الإمام أبو حنيفة في الفقه الأبسط : "إعلم أن الفقه في الدين أفضل من الفقه في الأحكام".
وعقيدتنا ما قرره أهل السنة والجماعة مثل المجتهد الامام السبكي في طبقات الشافعية حيث قال: "وها نحن نذكر عقيدة أهل السنة فنقول: عقيدتنا أن الله قديم أزليٌّ، لا يُشْبِهُ شيئا ولا يشبهه شىء، ليس له جهة ولا مكان، ولا يجري عليه وقتٌ ولا زمان، ولا يقال له أين ولا حيث، يُرَى لا عن مقابلة ولا على مقابلة، كان ولا مكان، كوَّن المكان، ودبَّرَ الزمان، وهو الآن على ما عليه كان، هذا مذهب أهل السنة، وعقيدة مشايخ الطريق رضي الله عنهم " ا.هـ. وما يقوله الحافظ البيهقي رحمه الله: "وفي الجملة يجب أن يُعلم أن استواء الله سبحانه وتعالى ليس باستواء اعتدال عن اعوجاج، ولا استقرار في مكان، ولا مماسة لشيء من خلقه، لكنه مستو على عرشه كما أخبر بلا كيف بلا أين، وأن إتيانه ليس بإتيان من مكان إلى مكان، وأن مجيئه ليس بحركة، وأن نزوله ليس بنقلة، وأن نفسه ليس بجسم، وأن وجهه ليس بصورة، وأن يده ليست بجارحة، وأن عينه ليست بحدقة وإنما هذه أوصاف جاء بها التوقيف فقلنا بها ونفينا عنها التكييف، فقد قال تعالى: ليس كمثله شىء ، وقال: ولم يكن له كفواً أحد، وقال: هل تعلم له سمياً"، انتهى من كتابه الاعتقاد والهداية. والله أعلم
وعقيدتنا ما قرره أهل السنة والجماعة مثل المجتهد الامام السبكي في طبقات الشافعية حيث قال: "وها نحن نذكر عقيدة أهل السنة فنقول: عقيدتنا أن الله قديم أزليٌّ، لا يُشْبِهُ شيئا ولا يشبهه شىء، ليس له جهة ولا مكان، ولا يجري عليه وقتٌ ولا زمان، ولا يقال له أين ولا حيث، يُرَى لا عن مقابلة ولا على مقابلة، كان ولا مكان، كوَّن المكان، ودبَّرَ الزمان، وهو الآن على ما عليه كان، هذا مذهب أهل السنة، وعقيدة مشايخ الطريق رضي الله عنهم " ا.هـ. وما يقوله الحافظ البيهقي رحمه الله: "وفي الجملة يجب أن يُعلم أن استواء الله سبحانه وتعالى ليس باستواء اعتدال عن اعوجاج، ولا استقرار في مكان، ولا مماسة لشيء من خلقه، لكنه مستو على عرشه كما أخبر بلا كيف بلا أين، وأن إتيانه ليس بإتيان من مكان إلى مكان، وأن مجيئه ليس بحركة، وأن نزوله ليس بنقلة، وأن نفسه ليس بجسم، وأن وجهه ليس بصورة، وأن يده ليست بجارحة، وأن عينه ليست بحدقة وإنما هذه أوصاف جاء بها التوقيف فقلنا بها ونفينا عنها التكييف، فقد قال تعالى: ليس كمثله شىء ، وقال: ولم يكن له كفواً أحد، وقال: هل تعلم له سمياً"، انتهى من كتابه الاعتقاد والهداية. والله أعلم
Langganan:
Postingan (Atom)